Berurusan dengan remaja yang sulit

Pengarang: Tamara Smith
Tanggal Pembuatan: 21 Januari 2021
Tanggal Pembaruan: 28 Juni 2024
Anonim
How to Deal With Teenagers When They Are Disrespectful by ParentTools
Video: How to Deal With Teenagers When They Are Disrespectful by ParentTools

Isi

Apakah Anda orang tua atau pengasuh dari seorang remaja? Masa remaja bisa menjadi masa yang menantang dalam mengasuh atau berinteraksi dengan anak. Terkadang remaja dapat menunjukkan perilaku negatif, seperti: penolakan terhadap otoritas, melanggar aturan, penggunaan narkoba dan agresi atau kekerasan. Untuk mengatasi masalah ini pada remaja, penting untuk meningkatkan sisi positif hubungan Anda serta ikatan dengan sekolah, menjaganya tetap aman menurut standar orang tua, dan memahami apa yang terjadi di otak remaja.

Melangkah

Metode 1 dari 5: Tingkatkan hubungan Anda

  1. Selamat bersenang-senang bersama. Ikatan antara remaja dan orang tua atau pengasuhnya merupakan faktor pelindung yang kuat terhadap pengaruh berbahaya, seperti tekanan emosional, perilaku seksual berisiko, dan penggunaan narkoba.
    • Jadwalkan kegiatan keluarga secara teratur, seperti makan malam bersama atau malam permainan.
    • Bicaralah satu sama lain setiap minggu. Ajak anak remaja Anda keluar untuk makan siang atau makan malam tanpa anggota keluarga lainnya. Dengan cara ini, Anda bisa fokus hanya pada ikatan Anda, alih-alih terganggu oleh orang lain.
    • Lakukan hal-hal menyenangkan bersama-sama, seperti aktivitas yang disukainya. Tanyakan padanya apa yang dia suka lakukan atau tawarkan saran seperti: bermain game, berbelanja, bermain skateboard, bersepeda gunung, berkemah, bermain permainan papan, atau mendaki gunung.
  2. Manfaatkan jejaring sosial. Media sosial telah terbukti menjadi cara untuk meningkatkan hubungan orang tua-anak dan mempromosikan perilaku sosial, sehingga mengurangi agresi pada saat yang bersamaan.
    • Jika Anda tidak memiliki akun Facebook (atau Instagram, dll.), Daftar dan tambahkan remaja tersebut sebagai teman. Anda dapat memeriksa tindakannya di berbagai situs, serta meninggalkan pesan dan memposting foto.
    • Cobalah untuk tidak mempermalukan anak remaja Anda. Remaja bisa peka terhadap cara orang lain memandang mereka, terutama teman sebayanya.
  3. Tunjukkan betapa Anda mencintai anak Anda. Remaja yang merasa diinginkan dan dicintai oleh orang tuanya lebih terlindungi dari pengaruh dan perilaku negatif. Berfokuslah pada cara Anda menunjukkan kepada remaja bahwa dia berharga, diterima, dicintai, dan diperhatikan.
    • Kontak fisik seperti pelukan bisa sangat membantu untuk menunjukkan kepada seorang remaja betapa Anda peduli. Namun, jika menunjukkan kasih sayang ini tidak nyaman, Anda dapat mencoba teknik lain seperti menyentuh bahunya atau berolahraga dengannya.
    • Misalnya, katakan, "Aku cinta kamu" dan puji anak remaja Anda atas apa yang dia lakukan dengan baik. Perhatikan kualitas positifnya dan komentari mereka secara konstruktif. Katakan hal-hal seperti, "Saya suka betapa jujurnya Anda tentang perasaan Anda."
    • Perhatikan anak Anda. Berikan dukungan dengan memberi tahu anak remaja Anda bahwa Anda akan selalu ada untuknya. Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, "Saya ingin kamu tahu bahwa kamu bisa berbicara dengan saya tentang apa saja dan saya akan mendengarkan dan mencoba membantu." Berikan dukungan dan bimbingan saat remaja tampaknya membutuhkannya.
    • Berikan atau kejutkan anak remaja Anda dengan makanan favoritnya.
  4. Ajukan pertanyaan dan tunjukkan minat. Studi menunjukkan bahwa remaja dari orang tua yang berpengetahuan dan berpengetahuan tentang kehidupan anak mereka lebih dapat menyesuaikan diri.
    • Ajukan pertanyaan terbuka, seperti "Apa kabar baik di sekolah akhir-akhir ini?" Atau "Apa tujuan Anda sekarang?"
    • Hindari pertanyaan tertutup yang hanya menggunakan satu kata sebagai jawaban, seperti "Apakah kamu ada di sekolah hari ini?" atau "Apakah semuanya baik-baik saja?" dan anak remaja Anda dapat menjawab "ya" tanpa menjelaskan lebih lanjut. Ini memutus percakapan dan meningkatkan jarak.
    • Daripada menguliahi remaja itu, dengarkan. Berfokuslah untuk memahami perspektif anak Anda, daripada mengoreksi atau memberi nasihat.
    • Mencoba memonitor anak remaja Anda dengan memata-matai dia menggunakan teknik pengawasan (penyimpanan log telepon, dll.) Bisa lebih merugikan daripada menguntungkan. Hindari perilaku menyakitkan ini.
  5. Sediakan ruang. Ironisnya, memberi ruang bagi remaja justru bisa meningkatkan ikatan dan kepositifan dalam hubungan. Penelitian menunjukkan bahwa anak muda membutuhkan rasa otonomi atau kebebasan memilih.
    • Jangan memancing jika anak remaja Anda tidak ingin membahas sesuatu. Beri dia waktu untuk memproses situasinya dan minta dia datang kepada Anda segera setelah dia siap.
  6. Kurangi konflik dalam keluarga. Konflik perkawinan yang dialami atau disaksikan remaja tersebut dapat menyebabkan masalah perilaku, gejala depresi, dan hubungan keluarga yang lebih buruk.
    • Jangan berdebat atau berdebat di depan anak-anak.
    • Saat membahas masalah keluarga, tetaplah tenang dan jangan meninggikan suara karena amarah Anda.

Metode 2 dari 5: Meningkatkan ikatan dengan sekolah

  1. Mendorong keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ikatan yang lebih baik dengan sekolah berfungsi sebagai faktor pelindung terhadap faktor-faktor berbahaya (perilaku merusak dan negatif termasuk melukai diri sendiri, kemarahan dan penggunaan narkoba). Kegiatan ekstrakurikuler remaja juga dikaitkan dengan faktor risiko yang lebih sedikit.
    • Cobalah untuk mendorong anak remaja Anda untuk berpartisipasi dalam kegiatan seperti perkumpulan atau klub di kampus, OSIS, atau sebagai penyelenggara.
    • Promosikan partisipasi dalam olahraga. Perilaku sosial seperti olahraga tim dikaitkan dengan rasa harga diri yang lebih kuat, serta kemungkinan lebih besar bahwa kelas benar-benar akan dihadiri. Namun, partisipasi dalam olahraga juga dapat meningkatkan konsumsi alkohol. Jika anak Anda berolahraga, diskusikan bahaya alkohol. Anda mungkin perlu memantau aktivitas sosial remaja jika Anda mencurigai adanya penyalahgunaan alkohol.
    • Pastikan aktivitas rekreasinya jelas; jenis kegiatan ini lebih banyak dikaitkan dengan perilaku sosial. Misalnya, klub sepulang sekolah tempat remaja dapat melakukan berbagai aktivitas dapat dianggap tidak terstruktur, sedangkan tim olahraga tertentu dapat dianggap terstruktur dengan baik.
    • Berhati-hatilah untuk tidak memaksa remaja berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas saat dia tidak menginginkannya.
  2. Tetapkan persyaratan yang tinggi tetapi dapat dicapai. Menaksir terlalu tinggi kinerja akademis remaja telah dikaitkan dengan kesehatan yang lebih buruk dan perilaku mengambil risiko.
    • Beri tahu anak apa yang Anda harapkan dari prestasi sekolahnya, termasuk nilai yang harus dia dapatkan. Cobalah untuk tidak mencapai terlalu tinggi (semua puluhan) atau terlalu rendah (dengan tumit melewati parit). Anda dapat berkata, "Menurut saya, Anda seharusnya bisa mendapatkan setidaknya 7 untuk setiap mata pelajaran. Apakah menurut Anda ini layak? Apakah kami setuju?"
    • Jelaskan bahwa Anda mengharapkan kaum muda untuk menghormati orang dewasa dan figur otoritas.
  3. Dorong hubungan siswa-guru yang positif. Keyakinan siswa bahwa guru akan memperlakukannya dengan adil dapat menjadi faktor pelindung terhadap bahaya.
    • Adakan pertemuan rutin dengan guru remaja untuk membahas masalah apa pun dan meningkatkan komunikasi positif. Jika perlu, libatkan siswa dalam diskusi.
    • Perhatikan hubungan siswa-guru yang bermasalah saat itu muncul. Buat kesepakatan dengan guru dan buat rencana untuk meningkatkan hubungan akademis.
    • Jika siswa memiliki konselor atau konselor di sekolah, diskusikan tujuan dan kebutuhan anak serta cara untuk membina hubungan siswa-guru yang positif.
  4. Dukung pengembangan hubungan teman sebaya yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan dekat dengan teman sebaya di sekolah, sampai batas tertentu, merupakan faktor yang menghalangi remaja dari perilaku negatif. Hubungan sekolah yang positif juga dikaitkan dengan kinerja sekolah yang lebih tinggi.
    • Diskusikan konsep hubungan yang sehat dengan anak remaja Anda. Jelaskan bahwa persahabatan yang positif adalah tentang kejujuran, kepercayaan, penerimaan, dan kesetiaan.
    • Perhatikan persahabatan antarpribadi anak Anda. Kenali teman-temannya dan kenali orang tuanya secara pribadi.
    • Waspadai masalah hubungan teman sebaya yang mungkin dimiliki remaja. Tanyakan kepada anak remaja Anda apakah dia di-bully atau diperlakukan buruk oleh teman-temannya. Sampaikan masalah ini langsung ke pimpinan sekolah untuk menghasilkan rencana untuk memerangi penindasan.

Metode 3 dari 5: Menjaga remaja tetap aman

  1. Singkirkan barang-barang berbahaya dari rumah. Kehadiran hal-hal berbahaya di rumah telah dikaitkan dengan perilaku destruktif di kalangan remaja. Misalnya, alkohol dan obat-obatan di rumah dikaitkan dengan peningkatan penggunaan narkoba di kalangan remaja.
    • Hapus senjata atau senjata lain dari rumah.
    • Singkirkan alkohol dan zat lain (bahkan obat yang tidak digunakan).
    • Jika anak remaja Anda pernah menyakiti diri sendiri, singkirkan semua benda tajam, seperti pisau dan senjata, atau letakkan di tempat terkunci.
    • Berikan contoh positif dengan mengurangi perilaku negatif atau tidak sehat Anda sendiri. Misalnya, remaja mungkin munafik jika Anda memberi tahu mereka untuk tidak merokok saat Anda bersenang-senang.
  2. Berikan pengawasan yang sesuai. Pengawasan dan aktivitas terstruktur terkait dengan pengurangan perilaku anti-sosial (aktivitas kriminal dan masalah perilaku lainnya). Saat remaja mengikuti kegiatan di luar rumah, pastikan ada pengawasan yang memadai dan struktur yang jelas.
    • Pastikan remaja tersebut memiliki pengawasan orang dewasa setelah sekolah dan pada akhir pekan.
    • Pastikan acara tamasya diawasi dengan benar.
    • Temui orang tua dari teman remaja Anda untuk memastikan pengawasan dan pemantauan yang tepat atas perilaku remaja.
  3. Diskusikan situasi berisiko. Bersikaplah terbuka dan jujur ​​kepada remaja tentang risiko perilaku seperti hubungan seks tanpa kondom, penggunaan narkoba, dan aktivitas kriminal. Jika Anda menghindari topik ini karena takut atau tidak nyaman, kemungkinan besar anak akan belajar dari teman sebayanya, yang dapat mengakibatkan informasi yang menyesatkan dan tidak akurat.
    • Memberikan informasi. Hubungan seksual di masa remaja cenderung menjadi ramalan dan menjadi dasar bagi hubungan di masa depan. Diskusikan risiko seks sejak dini. Untuk memulai percakapan ini, Anda bisa berkata, "Menurutku sudah waktunya kita mulai membicarakan seks. Aku tahu ini topik yang canggung untuk dibicarakan dengan orang tuamu, tapi sangat penting bagi kita untuk membicarakannya. Tentang itu. Apa yang kamu lakukan? pikir? " Anda bisa mulai dengan mendiskusikan apa yang didengar remaja tentang seks dari teman-temannya atau di televisi. Jelaskan pandangan Anda tentang seks dan apa yang Anda harapkan dari anak Anda (kapan tidak memulainya, mengapa dan alat kontrasepsi apa yang dibutuhkan, seperti kondom / pil KB).
    • Ajari anak remaja Anda tentang risiko penggunaan alkohol dan narkoba. Katakan sesuatu seperti, "Saya ingin berbicara dengan Anda tentang beberapa hal yang dapat dilakukan remaja yang dapat membahayakan Anda. Apakah Anda setuju?" Jelaskan pandangan Anda tentang alkohol dan penggunaan narkoba, dan apa yang Anda harapkan dari anak remaja Anda (apa yang harus dibatasi atau tidak digunakan dan mengapa). Sangat penting untuk menjelaskan mengapa obat-obatan tertentu tidak boleh dikonsumsi (risiko kesehatan, kemungkinan overdosis, keputusan yang buruk, dll.); remaja menginginkan penjelasan tentang aturan, jika tidak, mereka mungkin mengabaikannya karena dianggap bodoh atau kaku.
  4. Pertimbangkan pengobatan. Jika remaja terlibat dalam perilaku berisiko, menentang figur otoritas, menjadi kasar, atau menarik diri secara sosial, ini mungkin disebabkan oleh masalah kesehatan mental yang lebih dalam. Perawatan psikologis dapat membantu individu menetapkan tujuan dan mengembangkan cara-cara yang lebih sehat untuk menghadapi seorang remaja.
    • Diskusikan perawatan dengan dokter remaja atau hubungi penyedia asuransi Anda untuk mendapatkan daftar terapis yang akan diganti.

Metode 4 dari 5: Mengasuh Anak yang Efektif

  1. Gunakan pola asuh otoritatif. Gaya pengasuhan yang otoritatif menawarkan banyak penerimaan dan kebebasan, tanpa melepaskan aturan dan ekspektasi yang jelas. Jenis pola asuh ini berkorelasi dengan kinerja sekolah menengah.
    • Gaya otoritatif berarti Anda hangat, perhatian, dan fleksibel terhadap anak. Fokus pada penetapan batasan dan aturan, tetapi bersedia bernegosiasi atau bersikap fleksibel jika perlu.
    • Terimalah remaja apa adanya dan biarkan dia tahu bahwa Anda menerimanya. Dorong dia untuk mengejar mimpinya, apa pun itu.
    • Orang tua yang berwibawa adalah orang tua yang prihatin. Para remaja mengalami keterlibatan ini ketika orang tua mereka ada untuk membantu mereka dengan pekerjaan rumah dan masalah lainnya, serta ketika orang tua meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal menyenangkan bersama keluarga.
    • Hindari pendidikan otoriter. Pendidikan otoriter diasosiasikan dengan aturan yang kaku dan tidak fleksibel, dan pola pikir seperti "Saya benar dan Anda tidak." Contoh gaya pengasuhan otoriter mungkin terjadi jika remaja tersebut mengatakan sesuatu seperti "Ayah saya mengatakan kepada saya bahwa dia benar dan saya hanya harus mematuhinya dan tidak pernah mempertanyakan otoritasnya." Daripada bersikap otoriter, libatkan remaja dalam proses penetapan batas. Jelaskan alasan aturan yang telah dibuat, dan berikan remaja kesempatan untuk angkat bicara. Bernegosiasi dan berkompromi untuk membuat keputusan. Misalnya, jika menurut Anda anak remaja Anda harus mendapatkan semua angka sepuluh, padahal menurutnya ini terlalu banyak untuk ditanyakan, maka bersedialah untuk menyesuaikan standar ini untuk memenuhi kebutuhannya. Mungkin Anda setuju bahwa dia mendapat setidaknya 7 untuk setiap mata pelajaran.
  2. Gunakan komunikasi yang tegas. Dengan jenis komunikasi ini, Anda menyampaikan pesan Anda dengan cara yang sopan dan hormat. Ketegasan berasal dari pola pikir "Saya baik-baik saja. Kamu baik-baik saja". Anda baik-baik saja "proses berpikir.
    • Gunakan nada yang tepat yang tenang dan meyakinkan.
    • Katakan "tidak" jika perlu.
    • Jelaskan mengapa Anda menetapkan aturan tertentu dan mengapa itu sesuai.
    • Bersikaplah jujur ​​dan terbuka tentang pikiran dan perasaan Anda (tetapi bersikaplah hormat dan bijaksana). Gunakan pernyataan "saya", seperti "Saya marah jika Anda pulang lebih lambat dari waktu yang telah disepakati."
    • Hindari komunikasi agresif. Komunikasi agresif berasal dari mentalitas "Saya baik-baik saja, Anda tidak baik-baik saja". Jangan mengancam atau membentak anak, karena ini adalah contoh perilaku yang tidak pantas bagi remaja dan dapat membuat anak menjadi cemas.
    • Batasi komunikasi pasif. Kepasifan dalam komunikasi bukanlah ekspresi kebutuhan dan perasaan Anda. Kepasifan berasal dari sikap "Kamu baik-baik saja. Aku tidak baik-baik saja". Orang tua pasif mungkin takut pada remaja mereka dan alih-alih berkomunikasi dengan mereka, mereka menghindari remaja tersebut.
  3. Tetapkan batasan. Remaja membutuhkan struktur untuk merasa aman dan untuk mengurangi kemungkinan terlibat dalam perilaku berisiko.
    • Tetapkan batasan yang realistis dan adil. Buat aturan rumah. Beri tahu anak remaja Anda perilaku mana yang dapat diterima dan mana yang tidak. Misalnya, beri anak remaja Anda waktu yang ditentukan untuk dia berada di rumah dan jelaskan konsekuensi spesifiknya jika dia tidak mematuhinya.
    • Beri remaja tugas rutin yang harus dilakukan. Keharusan melakukan pekerjaan rumah memberi si anak rasa tanggung jawab. Jelaskan bahwa setiap orang di rumah harus berkontribusi. Anda dapat membuat jadwal tugas dan memberikan hadiah saat anak Anda menyelesaikan tugasnya tanpa harus diminta.
    • Identifikasi konsekuensi spesifik untuk perilaku yang tidak diinginkan. Bersikaplah sangat spesifik tentang apa yang tidak boleh dilakukan anak remaja Anda (misalnya, tidak pulang tepat waktu, bolos sekolah, menggunakan narkoba, dll.), Serta konsekuensi jika anak tersebut melanggar peraturan (misalnya, tahanan rumah, kehilangan mobil. gunakan, atau hak istimewa lainnya). Pastikan anak remaja Anda tahu bahwa mereka memiliki pilihan untuk mengikuti aturan atau tidak.
  4. Gunakan penguatan positif. Menghargai perilaku yang diinginkan dapat meningkatkan perilaku ini dan menurunkan perilaku negatif terkait. Satu studi menemukan bahwa anak muda yang diberi hadiah karena mengenakan sabuk pengaman lebih cenderung menggunakan sabuk pengaman.
    • Hargai perilaku yang baik. Ketika anak Anda melakukan sesuatu yang positif, seperti mendapatkan nilai bagus dalam ujian, tawarkan hadiah, seperti pakaian baru.
    • Berfokuslah pada sifat-sifat positif. Harga diri yang kuat pada remaja merupakan salah satu faktor yang membantu mencegah perasaan dan perilaku negatif berkembang. Beri tahu anak Anda bahwa Anda bangga padanya. Berikan contoh spesifik tentang pencapaiannya, seperti mendapatkan nilai bagus dalam ujian atau laporan, bersikap jujur, atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
    • Beri anak muda kesempatan untuk mendapatkan kebebasan. Seorang anak muda yang merasa bahwa dia dapat mengendalikan hidupnya sendiri sering kali tidak terlalu bermasalah dengan perilaku agresif.

Metode 5 dari 5: Wawasan tentang otak remaja

  1. Perhatikan jika terjadi peningkatan dalam pengambilan risiko. Perubahan pada otak remaja dapat mengakibatkan peningkatan kemauan untuk mengambil risiko dan kecenderungan untuk bereksperimen dengan narkotika (alkohol dan obat-obatan). Remaja secara khusus tertarik pada peningkatan rangsangan - seperti obat-obatan dan alkohol. Namun, remaja juga lebih mungkin mengambil risiko yang sehat, seperti mencoba aktivitas baru (olahraga, permainan, hobi, dll.).
    • Remaja dapat berpartisipasi dalam perilaku yang lebih berisiko. Hal ini terkadang dapat menyebabkan situasi berbahaya, seperti ngebut dan melanggar aturan atau hukum lain. Waspadai tanda-tanda peringatan ini dan perilaku berisiko ini.
  2. Ketahuilah bahwa kontrol impuls bisa dikurangi. Kemampuan mengontrol impuls belum sepenuhnya berkembang di otak remaja. Pahami bahwa anak remaja Anda mungkin belum bisa mengendalikan dirinya atau menunda kepuasannya.
    • Ajari anak Anda untuk menunda kepuasan dengan membantunya mengenali pro dan kontra dari aktivitas atau perilaku tertentu.
  3. Tunjukkan empati dengan emosi remaja. Perubahan pada otak remaja yang sedang tumbuh dapat menyebabkan peningkatan reaktivitas emosional. Hal ini dapat mengakibatkan remaja mengalami lebih banyak kemarahan, kesedihan, kesepian, agresivitas, dan emosi atau perilaku negatif lainnya.
    • Cobalah untuk mengingat bagaimana rasanya menjadi remaja, dan lihat apakah Anda dapat mengenali beberapa perasaan yang Anda miliki saat itu yang sulit untuk diatasi.
    • Daripada secara otomatis bereaksi secara emosional, cobalah berempati dengan masalah situasi anak muda tersebut.